Rabu, 31 Maret 2010

Earth Hour 2010 ( Tugas Bebas )

"Earth Hour" merupakan program yang diinisiasi oleh WWF untuk mengajak kalangan individu, bisnis, pemerintahan, dan komunitas masyarakat untuk mematikan lampu selama satu jam sebagai bentuk dukungan terhadap perubahan iklim dunia.

Kegiatan ini pertama kali dilakukan di Sydney, Australia pada tahun 2007, dimana 2 juta orang mematikan lampu mereka. Sedangkan pada "Earth Hour" tahun 2008, lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia yang ikut ambil bagian. Pada "Earth Hour" tahun 2009, sebanyak 1 miliar orang dari 4.088 kota besar dan kecil di 88 negara ikut mematikan lampu satu jam sebagai aksi publik terbesar untuk perubahan iklim.

Di Indonesia, aksi itu juga memeroleh sambutan dari berbagai kalangan. Setidaknya 33 perguruan tinggi dan sekolah bakal berpartisipasi dalam program "Earth Hour" tahun 2010. Gubernur DKI jakarta Fauzi Bowo mengatakan Jakarta juga akan berpartisipasi dalam "Earth Hour" 2010 dengan memadamkan lampu di lima ikon kota yaitu Bundaran Hl dan air mancurnya. Monas dan air mancur menarinya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda, dan Air Mancur Patung Arjuna Wiwaha. Pemda juga mengeluarkan surat edaran kepada pemilik gedung bertingkat untuk mendukung "Earth Hour" 2010. Pemda di Jakarta juga akan mematikan lampu-lampu iklan luar ruang dan lampu-lampu penerangan jalan umum di beberapa ruas jalan pada pelaksanaan "Earth Hour" 2010.

Menurut Gubernur Fauzi Bowo jika 10 persen penduduk Jakarta mendukung "Earth Hour" terjadi penghematan listrik sebesar 300 Megawatt, bisa mematikan satu pembangkit listrik, hemat 267 ton karbondioksida, dan menghemat lebih dari 267 pohon, dan oksigen untuk lebih dari 535 orang, serta menghemat dana hingga Rp200 juta.

Pada pelaksanaan "Earth Hour" tahun 2009 di Jakarta, berhasil dihemat konsumsi listrik sebesar 50 Megawatt. Jika kota-kota besar di Indonesia juga melakukan hal yang sama, maka jumlah listrik yang dihemat negara juga akan lebih besar lagi. Tidak hanya menghemat listrik, aksi itu sangat terkait dengan perubahan iklim. Masyarakat dewasa ini juga tahu dan mendengar terjadinya, perubahan iklim di dunia. Perubahan tersebut tentu akibat perilaku manusia.

Tak hanya iklim yang berubah, kerusakan lingkungan alam juga sedang terjadi. Di Indonesia bisa kita saksikan dan rasakan terjadinya bencana alam silih berganti "muncul". Saat ini banyak saudara-saudara kita, seperti di Karawang, Purwakaita, Cikampek, dan daerah sekitarnya tempat tinggalnya tenggelam akibat banjir. Mereka juga khawatir hujan terus menerus bisa menyebabkan Waduk Jatiluhur kelebihan beban dan jebol. Jika hal itu terjadi, maka malapetaka yang dirasakan oleh masyarakat.

Karena itu selain melakukan penghematan energi, memelihara kelestarian alam harus dilakukan seoptimal mungkin oleh seluruh lapisan masyarakat agar bencana alam tidak terjadi dan perubahan iklim bisa dihindari. ||

Sumber: Pelita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar